Ketika Pendidikan itu mulai bergeser





Perkenalkan, saya adalah guru bimbingan konseling yang mengajar di salah satu SMA.  kebetulan  sekolah kami baru tahun ini memiliki kelas internasional yang bekerjasama dengan salah satu Kampus Internasional, jadi ada banyak hal yang harus kami siapkan dan kami pelajari.  termasuk bagaimana kami memberikan layanan karir dan studi lanjut untuk bakal calon siswa yang nanti lulus dengan ijasah double. salah satu upaya yang kami lakukan adalah mencari informasi sebanyak mungkin terkait dengan beasiswa keluar negeri dan bagaimana cara mendaftar ke perguruan luar negeri atau mencari program-program yang berafiliasi dengan short course atau student exchange.

beberapa waktu lalu kami mengunjungi salah satu konsulat jendral salah satu negara yang menyelenggarakan pameran pendidikan luarnegeri yang ada di surabaya. kami memilih beberapa anak perwakilan dari kelas X kelas internasional untuk mengikuti ekspo tersebut, dan ternyata respon orangtua maupun siswa sangat baik. 

dari kunjungan pertama ini, kami banyak mendapatkan pengalaman. bahwa ternyata spesifikasi minat dan visi kedepan apa yang ingin dicapai siswa kita itu harus jelas bahkan di tahun pertama duduk di SMA, karena  hal tersebut akan terus bergulir secara berkesinambungan. ketika kami mengunjungi salah satu booth kampus yang iseng saya datangi ternyata pihak kampus pun tahu kalau kami tak sungguh-sungguh berniat mencari informasi. pun terkait beberapa agensi atau konsultan pendidikan, jika tidak sungguh-sungguh berminat maka tidak akan diberikan pelayanan. dan ini bisa dipahami sih karena urusannya bakal panjang dan tidak bisa main-main. 

Mengingat belajar di luar negeri bukan soal gengsi semata tetapi bagaimana seseorang bisa survive, memiliki keterampilan beradaptasi yang baik, memiliki pemikiran yang terbuka dan adanya tanggung jawab serta memberikan kepercayaan kepada anak untuk bisa "terbang" merentangkan sayap mereka.  hal yang sangat diperlukan dalam mensupport anak untuk sekolah lebih tinggi adalah keaktifan orangtua dalam mengarahkan dan memberikan dukungan putra putrinya tidak hanya finansial tetapi juga mentalitas.  tetap peran orangtua yang utama, sedangkan sekolah bertugas untuk menyambung dan memberikan tambahan apa yang belum diberikan dalam pola asuh keluarga.

dan ini yang banyak sekali masih ada dalam diri orangtua pada umumnya, pada beberapa orangtua masih menganggap hak anak sepenuhnya dipasrahkan pada sekolah. kalau orang jawa bilang,  "wis moso bodo o pokoke anakku tatanen amrih apike, aku tak kerja kanggo biayai anakku" ( Masa bodoh, pokoknya, anak saya silakan dididik supaya bagus, saya tak kerja buat biayain anak saya ). sesuatu yang sepertinya benar tetapi tidak sepenuhnya benar menurut subjektifitas saya. karena saat ini tidak bisa hanya sekolah saja yang diandalkan, tetapi kami butuh kerjasama dengan orangtua. karena  anak tidak butuh  uang saja, tetapi pemahaman, pengertian,  bonding orangtua dan anak ini  yang sebenarnya lebih ditekankan, sehingga, root atau akar atau fondasi anak itu akan lebih kuat, jika terjadi sesuatu diluar itu anak sudah punya dasar atau basic untuk menghadapi rintangan kedepannya, termasuk bagaimana orangtua memberikan kepercayaan dan tanggungjawab kepada anak.

inilah yang kami maksud dengan pola pendidikan di indonesia telah bergeser dan berevolusi, bahkan koneksi dan jaringan untuk belajar keluar negeri sebenarnya sudah sangat terbuka lebar bagi mereka yang ingin mendapatkan kesempatan untuk kuliah diluar negeri. dan perlunya bagi orangtua tidak hanya pasif memasrahkan anak kepada sekolah tetapi turut serta berkolaborasi dalam mencapai tujuan bersama dalam tumbuh kembang anak.

orangtua yang bergerak aktif dan peduli untuk terus belajar yang akan membangun putra putri yang baik yang nantinya bisa menjadi pribadi-pribadi yang tangguh yang akan bisa membangun generasi berikutnya dengan lebih baik dan bijaksana, harapannya. 

selama ini, banyak orangtua yang menginginkan anak kuliah atau sekolah tinggi tetapi disisi lain takut akan finansial dan situasi diluar jangkauan mereka. bisa dipahami bagaimana orangtua tidak bisa jauh dari anak-anak mereka, akan tetapi ada masanya anak dilatih kepercayaan untuk bisa mengatasi rintangannya sendiri dan belajar untuk lebih bertanggung jawab disituasi dan lingkungan baru, dan ini mentalitas yang harus disiapkan baik pada orangtua maupun pada anak. 

belajar diluar negeri artinya juga harus memiliki pola pikir terbuka dimana akan dibenturkan dengan  budaya baru yang ada ditempat mereka belajar. maka, perlu sekali kemampuan beradaptasi, dan daya juang yang tinggi ketika anak akan melanjutkan ke luar negeri.

jadi, jika memang menginginkan anak melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, memang akan ada dikorbankan terutama masalah finansial, meskipun ada beasiswa.  tetapi, inshaallah jika mereka yang bersungguh-sungguh pasti lebih memahami betapa mahalnya ilmu dan pengalaman yang luar biasa yang  terbayarkan.

Salam,

Febriana

Komentar

  1. Setuju banget. Pentingnya berkolaborasi. Keberhasilan pendidikan akan dahsyat jika sekolah, orang tua dan siswa bersinergi. Dengan terbukanya inforrmasi, harus disambut dengan aksi, sehingga mimpi bisa menjadi nyata.

    BalasHapus

Posting Komentar